Pengertian Limbah Industri
Limbah industri merupakan sisa atau buangan yang berasal dari hasil suatu kegiatan industri. Dengan kata lain, limbah industri adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan produksi suatu industri. Limbah ini memiliki berbagai jenis, tergantung dengan produk industri yang dihasilkan. Contohnya adalah industri tekstil yang tidak hanya memiliki limbah berupa sisa potongan material, tetapi juga terdapat jenis limbah lain berupa air buangan dari pewarna kain yang digunakan.
Pengelolaan Limbah Cair
Pengelolaan limbah cair hasil produksi dilakukan untuk mengeluarkan polutan atau zat berbahaya di dalam limbah agar cairan limbah yang dibuang menjadi bersih dan tidak menyebabkan pencemaran atau kerusakan lingkungan. Pengelolaan limbah cair dibagi menjadi tiga cara, yaitu pengelolaan secara fisika, pengelolaan secara kimia, dan pengelolaan secara biologi.
Pada proses pengelolaan limbah cair secara fisika, dilakukan pemisahan seluruh material kotor dalam cairan. Pemisahan tersebut dilakukan melalui tahapan pengendapan, floatasi, penyerapan, dan penyaringan. Sedangkan proses pengelolaan limbah cair secara kimia dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa metode, yaitu metode ozonisasi, metode oksidasi, metode koagulasi, dan metode penukar ion. Penggunaan metode pengolahan secara fisika disesuaikan dengan jenis polutan yang perlu dihilangkan. Sementara itu, pada metode pengolahan secara biologi, polutan atau zat berbahaya dalam limbah diuraikan dengan memanfaatkan biota atau makhluk hidup berupa mikroorganisme.
Proses pengelolaan limbah cair secara biologi dapat dilakukan dengan tiga metode pilihan, yaitu metode pengolahan secara aerobik, metode pengolahan secara anaerobik, dan metode pengolahan secara fakultatif.
Pengelolaan limbah cair juga dapat diuraikan dengan beberapa pilihan cara, yaitu pengolahan primer, pengolahan sekunder, pengolahan tersier, pengolahan desinfeksi, serta slude treatment atau pengolahan lumpur. Pengolahan primer, yaitu pengolahan yang dilakukan melalui proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan, serta pengapungan. Pengolahan ini tepat dilakukan untuk mengelola limbah cair berupa polutan minyak dan lemak. Pengolahan sekunder, yaitu pengelolaan yang dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan polutan dalam limbah cair.
Pengelolaan mengenai air limbah domestik dapat dilihat melalui buku berikut.
Pengelolaan Limbah Cair
Pengelolaan limbah cair hasil produksi dilakukan untuk mengeluarkan polutan atau zat berbahaya di dalam limbah agar cairan limbah yang dibuang menjadi bersih dan tidak menyebabkan pencemaran atau kerusakan lingkungan. Pengelolaan limbah cair dibagi menjadi tiga cara, yaitu pengelolaan secara fisika, pengelolaan secara kimia, dan pengelolaan secara biologi.
Pada proses pengelolaan limbah cair secara fisika, dilakukan pemisahan seluruh material kotor dalam cairan. Pemisahan tersebut dilakukan melalui tahapan pengendapan, floatasi, penyerapan, dan penyaringan. Sedangkan proses pengelolaan limbah cair secara kimia dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa metode, yaitu metode ozonisasi, metode oksidasi, metode koagulasi, dan metode penukar ion. Penggunaan metode pengolahan secara fisika disesuaikan dengan jenis polutan yang perlu dihilangkan. Sementara itu, pada metode pengolahan secara biologi, polutan atau zat berbahaya dalam limbah diuraikan dengan memanfaatkan biota atau makhluk hidup berupa mikroorganisme.
Proses pengelolaan limbah cair secara biologi dapat dilakukan dengan tiga metode pilihan, yaitu metode pengolahan secara aerobik, metode pengolahan secara anaerobik, dan metode pengolahan secara fakultatif.
Pengelolaan limbah cair juga dapat diuraikan dengan beberapa pilihan cara, yaitu pengolahan primer, pengolahan sekunder, pengolahan tersier, pengolahan desinfeksi, serta slude treatment atau pengolahan lumpur. Pengolahan primer, yaitu pengolahan yang dilakukan melalui proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan, serta pengapungan. Pengolahan ini tepat dilakukan untuk mengelola limbah cair berupa polutan minyak dan lemak. Pengolahan sekunder, yaitu pengelolaan yang dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan polutan dalam limbah cair.
Pengelolaan mengenai air limbah domestik dapat dilihat melalui buku berikut.
Pengelolaan Limbah Cair
Pengelolaan limbah cair hasil produksi dilakukan untuk mengeluarkan polutan atau zat berbahaya di dalam limbah agar cairan limbah yang dibuang menjadi bersih dan tidak menyebabkan pencemaran atau kerusakan lingkungan. Pengelolaan limbah cair dibagi menjadi tiga cara, yaitu pengelolaan secara fisika, pengelolaan secara kimia, dan pengelolaan secara biologi.
Pada proses pengelolaan limbah cair secara fisika, dilakukan pemisahan seluruh material kotor dalam cairan. Pemisahan tersebut dilakukan melalui tahapan pengendapan, floatasi, penyerapan, dan penyaringan. Sedangkan proses pengelolaan limbah cair secara kimia dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa metode, yaitu metode ozonisasi, metode oksidasi, metode koagulasi, dan metode penukar ion. Penggunaan metode pengolahan secara fisika disesuaikan dengan jenis polutan yang perlu dihilangkan. Sementara itu, pada metode pengolahan secara biologi, polutan atau zat berbahaya dalam limbah diuraikan dengan memanfaatkan biota atau makhluk hidup berupa mikroorganisme.
Proses pengelolaan limbah cair secara biologi dapat dilakukan dengan tiga metode pilihan, yaitu metode pengolahan secara aerobik, metode pengolahan secara anaerobik, dan metode pengolahan secara fakultatif.
Pengelolaan limbah cair juga dapat diuraikan dengan beberapa pilihan cara, yaitu pengolahan primer, pengolahan sekunder, pengolahan tersier, pengolahan desinfeksi, serta slude treatment atau pengolahan lumpur. Pengolahan primer, yaitu pengolahan yang dilakukan melalui proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan, serta pengapungan. Pengolahan ini tepat dilakukan untuk mengelola limbah cair berupa polutan minyak dan lemak. Pengolahan sekunder, yaitu pengelolaan yang dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan polutan dalam limbah cair.
Pengelolaan mengenai air limbah domestik dapat dilihat melalui buku berikut.
Dampak Limbah Industri
Limbah industri yang dibuang sembarangan tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan makhluk hidup. Berikut beberapa dampak buruk yang dapat disebabkan oleh limbah industri.
Pengelolaan Limbah Gas
Limbah gas menjadi lebih berbahaya dari limbah cair dan padat karena tidak dapat dilihat secara langsung. Karena itu, pengelolaan limbah ini perlu dilakukan secara tepat agar tidak merugikan banyak pihak. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam proses pengelolaan limbah gas adalah dengan mengurangi jumlah gas yang dibuang melalui metode desulfurisasi menggunakan filter basah. Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengelola limbah gas adalah dengan menerapkan metode fase gas untuk menyamarkan bau tak sedap dari gas yang dikeluarkan. Bau tak sedap yang dikeluarkan dari limbah gas juga dapat dikurangi dengan menggunakan metode fase padat. Melalui metode ini, bau tak sedap yang berasal dari gas akan diserap dengan menggunakan adsorben padat berupa arang aktif. Selain melakukan metode pengelolaan limbah gas di atas, para pelaku industri juga perlu mengontrol dan mengurangi jumlah buangan gas dengan menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Bahaya Limbah Industri pada Tanah
Limbah industri yang dibuang sembarangan di permukaan tanah atau dikubur dalam tanah dapat merusak kesuburan tanah sehingga mengganggu produktivitas tanaman. Jumlah populasi pencemaran di tanaman bahkan dapat menjadi lebih tinggi dibanding dengan pencemaran pada tanah karena molekul dalam limbah industri dapat menumpuk pada tanaman. Mengonsumsi tanaman yang telah tercemar tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia.
Pengelolaan Limbah Padat
Pengelolaan limbah padat hasil industri dapat dilakukan dengan berbagai pilihan cara. Cara pengelolaan limbah padat yang bersifat organik dan anorganik berbeda. Limbah organik pada umumnya akan ditimbun untuk diuraikan oleh mikroorganisme sehingga dapat membantu menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah. Akan tetapi, penimbunan sampah organik tersebut tidak dapat dilakukan sembarangan. Perlu diterapkan metode khusus untuk mencegah pencemaran tanah. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode sanitary landfill. Penerapan metode sanitary landfill dilakukan dengan memasukkan limbah padat ke dalam lubang yang sebelumnya telah dilapisi plastik dan tanah liat yang dapat mencegah air merembes ke dalam tanah. Gas metana yang dihasilkan dari proses tersebut dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik.
Limbah padat juga dapat dikelola dengan cara insinerasi, yaitu proses pembakaran limbah berbahan organik. Proses pengolahan ini juga dikenal sebagai pengolahan termal. Proses insinerasi akan sangat efektif untuk mengurangi material limbah dengan mengubahnya menjadi abu, partikulat, gas sisa hasil pembakaran, dan panas. Namun, biaya produksi yang tinggi menyebabkan tidak semua industri dapat memiliki alat pengolahan limbah ini.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengelola limbah padat adalah melalui kegiatan daur ulang. Kegiatan daur ulang dapat dilakukan dengan memilah limbah padat bersifat anorganik, seperti kabel dan plastik, untuk dijadikan sebagai barang baru yang bermanfaat dan memiliki nilai jual cukup tinggi.
Pengelolaan Limbah Gas
Limbah gas menjadi lebih berbahaya dari limbah cair dan padat karena tidak dapat dilihat secara langsung. Karena itu, pengelolaan limbah ini perlu dilakukan secara tepat agar tidak merugikan banyak pihak. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam proses pengelolaan limbah gas adalah dengan mengurangi jumlah gas yang dibuang melalui metode desulfurisasi menggunakan filter basah. Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengelola limbah gas adalah dengan menerapkan metode fase gas untuk menyamarkan bau tak sedap dari gas yang dikeluarkan. Bau tak sedap yang dikeluarkan dari limbah gas juga dapat dikurangi dengan menggunakan metode fase padat. Melalui metode ini, bau tak sedap yang berasal dari gas akan diserap dengan menggunakan adsorben padat berupa arang aktif. Selain melakukan metode pengelolaan limbah gas di atas, para pelaku industri juga perlu mengontrol dan mengurangi jumlah buangan gas dengan menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Pengertian Limbah Industri
Limbah industri merupakan sisa atau buangan yang berasal dari hasil suatu kegiatan industri. Dengan kata lain, limbah industri adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan produksi suatu industri. Limbah ini memiliki berbagai jenis, tergantung dengan produk industri yang dihasilkan. Contohnya adalah industri tekstil yang tidak hanya memiliki limbah berupa sisa potongan material, tetapi juga terdapat jenis limbah lain berupa air buangan dari pewarna kain yang digunakan.